SUARA INDONESIA TRENGGALEK

Edukasi Seks, Apa dan Kapan Harus Diajarkan ?

Rudi Yuni - 11 October 2020 | 09:10 - Dibaca 348 kali
Pendidikan Edukasi Seks, Apa dan Kapan Harus Diajarkan ?
Ilustrasi

TRENGGALEK - Disaat Anda berbicara dengan anak Anda tentang seksualitas dan reproduksi, Anda tentu ingin memastikan mereka mengerti apa yang Anda katakan.

Ketika berbicara tentang seksualitas, pastikan Anda menjelaskan berbagai hal sesuai dengan perkembangan sang anak.

Orang tua tidak harus menjelaskan semuanya sekaligus. Sebab anak-anak yang lebih kecil lebih tertarik pada kehamilan dan bayi, daripada hubungan seksual itu sendiri.

Berikut beberapa penjelasan yang dapat Anda katakan pada anak sesuai dengan usia mereka, melansir About Kids Health.

Pada Anak-anak usia sekolah : usia 5 hingga 8 tahun

Anak-anak harus memiliki pemahaman dasar bahwa beberapa orang heteroseksual, homoseksual atau biseksual, dan bahwa ada serangkaian ekspresi gender, seperti jenis kelamin tidak ditentukan oleh organ intim seseorang. Mereka juga harus tahu apa peran seksualitas dalam hubungan.

Anak-anak harus tahu tentang konvensi sosial dasar privasi, ketelanjangan dan rasa hormat terhadap orang lain dalam hubungan.

Ajari anak-anak cara menggunakan komputer dan perangkat seluler dengan aman.

Pada rentang akhir usia ini, si Kecil harus diberitahu tentang dasar-dasar pubertas, karena sjumlah anak akan mengalami perkembangan pubertas sebelum usia 10 tahun.

Pada Pra-remaja: usia 9 hingga 12 tahun

Pra-remaja harus diajarkan tentang seks yang lebih aman dan kontrasepsi dan harus memiliki informasi dasar tentang kehamilan dan infeksi menular seksual (IMS).

Mereka harus tahu bahwa menjadi remaja tidak berarti mereka harus aktif secara seksual.

Pra-remaja seharusnya meningkatkan pengetahuan tentang keamanan internet, termasuk bullying dan sexting. Mereka harus mengetahui risiko berbagi foto telanjang atau eksplisit tentang diri mereka sendiri atau teman sebaya mereka.

Pada usia Remaja : usia 13 hingga 18 tahun

Remaja harus menerima informasi yang lebih rinci tentang menstruasi dan mimpi basah. Mereka harus tahu bahwa ini adalah hal normal dan sehat.

Mereka juga harus tahu lebih banyak tentang kehamilan, IMS dan tentang berbagai pilihan kontrasepsi.

Remaja harus terus mempelajari perbedaan antara hubungan yang sehat dan hubungan yang tidak sehat. Ini termasuk belajar tentang tekanan dan kekerasan dalam pacaran dan memahami apa artinya persetujuan dalam hubungan seksual.

Remaja juga harus dibekali dengan keterampilan negosiasi dan penolakan serta metode untuk mengakhiri hubungan.

Remaja umumnya yang sangat pribadi atau tertutup. Namun, jika orang tua berbicara kepada anak mereka sejak dini tentang seks, itu meningkatkan kemungkinan remaja akan mendekati orang tua ketika hal-hal sulit atau berbahaya muncul kemudian atau ketika mereka memiliki pertanyaan atau masalah tentang perubahan tubuh dan identitas mereka.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Rudi Yuni
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya